Sumber Gambar: http://pramudiantari.blogspot.com/
Boleh jadi kita bukanlah cinta
yang pertama.
Namun kita bisa menjadi yang
pertama dari sebuah moment yang berbeda.
Walaupun itu didapat dari yang
lain.
Boleh jadi kita sulit melupakan
cinta pertama.
Namun boleh jadi kita bisa
menerima suasana yang baru dan berbeda.
Kitalah pemilik hati ini.
Kitalah pemilik perasaan ini.
Berbahagilah… berbahagialah…
Karena hati dan perasaan ini
adalah amanah dari Alloh.
Manusia manapun ingin sekali
melhat dirimu berbahagia.
Kadang kala ada pula bahagia yang
tak seluruhnya terpancarkan lewat bahasa tubuh.
Boleh jadi hanya hati ini yang
diam-diam telah berbahagia.
Dia boleh jadi hanya memperlihatkannya
dengan sebuah senyuman yang sangat sederhana.
Hanya sebagian orang yang mengetahui
suasana tersebut.
Atau boleh jadi kau telah
mengetahui nya sebelum atau setelah membaca tulisan ini?
Aku tak tahu…
Dan saya pun #belajar dari
seorang ibu yang memiliki anak lebih dari 1, hebatnya ibu tersebut mampu
mencintai anak-anaknya tanpa berkurang porsi cintanya kepada anak yang ke
sekian, anak sulung, anak pertengahan maupun anak bungsu, ibu tersebut masih
tetap bisa berbahagia dengan anak-anaknya, anak yang merupakan buah hatinya,
buah cintanya kedua orangtuanya, anak yang merupakan amanah dari Alloh.
Kita bisa berbahagia dimanapun
tempat & waktunya, kita yang memilihnya,
ya memilih kebahagiaan tersebut, memilih kebahagiaan itu sndiri.
Kita yang memilih kebahagiaan
tersebut.
Semoga dalam ketenangan hati ini
Alloh memberikan kasih sayang, keberkahan, kedamaian dan kebahagiaan kepada
hati kita semua, aamiin.
Muhammad boleh jadi bukanlah
cinta pertama khadijah, namun khadijah adalah cinta pertama bagi Muhammad,
namun tak sedikitpun manusia-manusia agung tersebut memberikan kisah cinta yang
dahsyat, melankolik, romantic & berbuah syurga.
Di penampakan yang pernah secara
langsung bisa kita lihat di dunia seperti Indonesia kita mengenal kisah sosok
habibie dan ainun.
(Yang menyukai kisah cinta fiksi
kita mengenal KCB ya?)
Bisakah kita seperti
manusia-manusia tersebut?
Jujur aku cemburu kepada kisah
cinta tersebut, kisah cinta yang tetap bertahan walaupun “badai” sering menerpanya.
Cinta itu seperti politik dan
dakwah bahkan ilmu pengetahuan, unsur yang sama diantara keterkaitanya adalah
keseluruhanya merupakan unsur pemberi harapan manusia untuk dapat hidup
berbahagia, ya berbahagia di dunia maupun di hari kemudian (akherat) kelak (semoga
kita dipertemukan dalam kebahagiaan abadi, aamiin).
Masih belajar tetap berpikir
waspada & kritis dengan cinta, agar nasihat-nasihat ini tak melukai sesama
(semoga).
Dari seorang ulama yang sedang
ceramah dengan tema membangun mahligai rumah tangga islamiyah saya kutip
perkataan beliau bahwa: “Dari dalam
cinta kita harus tetap membenci kemiskinan”
AM.
Maafkan hamba, Hanya Alloh Sang
Maha Pemilik Ilmu & Cinta. Dialah Zat yang layak dijadikan Cinta pertama
bagi kita.
Bumi Alloh, Kamis, 20 Desember
2012, 04:40 AM
Ditemani lagu First Love - Utada
Hikaru
0 komentar:
Posting Komentar